BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan wilayah tropis,
beriklim basah, serta berada di wilayah khatulistiwa yang terbentang antara 23o 17’
lintang utara dan 23o17’lintang selatan. Daerah ini memungkinkan
tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan subur. Berbagai macam buah-buahan,
seperti durian, rambutan, lengkeng, pisang dan yang lainnya. Namun, masih
terlalu sedikit yang dibudidayakan, padahal buah-buahan tersebut merupakan
harta alam yang sangat berharga.
Keanekaragaman jenis buah-buahan
merupakan sumber genetik yang sulit ditemukan di daerah lain. Plasma nutfah ini
dapat menjadi bahan utama dalam penyusunan jenis baru dan varietas unggul
buah-buahan dimasa dating. Pisang berasal dari asia tenggara. Kini tanaman
pisang telah menyebar keseluruhan dunia, termasuk Indonesia. Buah pisang sangat
popular dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Banyak jenis buah-buahan
trofis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia. Namun, buah-buahan tersebut
kebanyakan membanjiri pasar local hanya pada saat panen raya. Baru sedikit buah
pisang khususnya yang menempati pasar swalayan atau pasar dunia.
Berdasarkan
uraian di atas maka perlu adanya pengkajian mengenaibudidaya tanaman pisang yang
berorientasi pada pasar. Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal
dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian
menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat,
pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan Gedhang.
Pisang adalah buah yang sangat
bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang
dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang
dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan
asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan
trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian,
kertas dsb. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat
dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau
dimana rumput tidak/kurang tersedia.
B. TUJUAN
1. Apakah syarat tumbuh tanaman pisang?
2. Bagaimana taksonomi tanaman pisang?
3. Bagaimana morfologi tanaman pisang?
4. Bagaimana perbanyakan tanaman secara
generative?
5. Bagaimana perbanyakan tanaman secara
vegetative?
6. Bagaimana pemeliharaan tanaman
pisang?
7. Bagaimana pengendalian hama dan
penyakit tanaman pisang?
8. Bagaimana panen dan pasca panen
tanaman pisang?
9.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SYARAT TUMBUH
·
Iklim
1.
Iklim tropis basah, lembab dan
panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di
daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air
disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.
2.
Angin dengan kecepatan tinggi seperti
angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3.
Curah hujan optimal adalah
1.520?3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi
dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
·
Media Tanam
1.
Pisang dapat tumbuh di tanah
yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan
sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
2.
Air harus selalu tersedia
tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dengan intensif.
Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 – 200 cm, di daerah setengah
basah 100 – 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm. Tanah yang telah mengalami
erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah
meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
·
Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran
akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran
rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik
sampai ketinggian 1.000 m dpl
B. TAKSONOMI TANAMAN PISANG
Dalam
sistematika tumbuhan (taksonomi), buah pisang diklasifikasikan sebagai berikut
:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub
Divisi : Angiospermae
Kelas
: Monocotiledonae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Musaceae
Genus
: Musa
Species
: Musa
paradisiaca
C. MORFOLOGI TANAMAN
PISANG
Morfologi tanaman pisang untuk
setiap organnya:
1. Akar
Sistem
perakaran yang berada pada tanaman pisang umumnya keluar dan tumbuh dari bongo
(corm) bagian samping dan bagian bawah, berakar serabut, dan tidak memiliki
akar tunggang. Pertumbuhan akar pada umumnya berkelompok menuju arah samping di
bawah permukaan tanah dan mengarah ke dalam tanah mencapai sepanjang 4-5 meter.
Walaupun demikian, daya jangkau akar hanya menembus pada kedalaman tanah antara
150-200 cm.
2. Batang
Batang
psaing dibedakan menjadi dua macam yaitu batang asli yang disebut bongo dan
batang semu atau juga batang palsu. Bongol berada di pangkal batang semu dan
berada di bawah permukaan tanah serta memiliki banyak mata tunas yang merupakan
calon anakan tanaman pisang dan merupakan tempat tumbuhnya akar. Batang semu
tersusun atas pelepah-pelapah daun yang saling menutupi, tumbuh tegak dan
kokoh, serta berada di atas permukaan tanah.
3. Daun
Bentuk
daun pisang pada umumnya panjang, lonjong, dengan lebar yang tidak sama, bagian
ujung daun tumpul, dan tepinya tersusun rata. Letak daun terpencar dan tersusun
dalam tangkai yang berukuran relatif panjang dengan helai daun yang mudah
robek.
4. Bunga
Bunga
pisang atau yang sering disebut dengan jantung pisang keluar dari ujung batang.
Susunan bunga tersusun atas daun-daun pelindung yang saling menutupi dan
bunga-bunganya terletak pada tiap ketiak di antara daun pelindng dan membentuk
sisir. Bunga pisang termasuk bunga berumah satu . letak bunga betina di bagian
pangkal, sedangkan letak bunga jantan berada di tengah. Bunga sempurnya yang terdiri
atas bunga jantan dan bunga betina berada di bagian ujung.
5. Buah
Buah
pisang tersusun dalam tandan tiap tandan terdiri atas beberapa sisir dan tiap
sisir terdapat 6-22 buah pisang tergantung varietasnya. Buah pisang umumnya
tidak berbiji dan bersifat triploid. Kecuali pada pisang kluthuk yang bersifat
diploid dan memiliki biji. Proses pembuahan tanpa adanya biji disebut dengan
partenokarpi. Ukuran buah pisang bervariasi tergantung pada varietasnya. Panjang antara 10-18 cm dengan
ukuran diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Buah berlinggir 3-5 alur, bengkok dengan
ujung meruncing atau membentuk leher botol. Daging buah tebal dan lunak, kulit
buah yang masih muda berwarna hijau dan ketika tua berubah menjadi kuning dan
strukturnya bisa tebal dan tipis juga tergantung dari varietas pisangnya.
D. PERBANYAKAN TANAMAN SECARA
GENERATIF
Secara kawin (sexual/ generatif)
yaitu yang dikenal dengan perbanyakan menggunakan biji. Kelebihan dari
perbanyakan secara generatif / menggunakan biji adalah :
- Dapat dikerjakan dengan mudah
- Biasanya lebih sehat dan hidup lebih lama
- Memungkinkan diadakan perbaikan –perbaikan sifat tanaman lewat persilangan baru.
- Benih lebih mudah disimpan dan dan dikirimkan.
- Tanaman mempunyai perakaran tunggang yang dalam sehingga tahan kekeringan pada musim kemarau dan tahan rebah.
E.
PERBANYAKAN
TANAMAN SECARA VEGETATIF
Perbanyakan tanaman secara vegetatif
yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian dari tanaman, baik cabang,
ranting, daun, batang, tunas, akar maupun daun. Cara perbanyakan ini dapat
dilakukan dengan cara mencangkok, menyetek, okulasi, merunduk, dan sambung
seperti tanaman tebu. Keuntungan dari perbanyakan tanaman sistem ini adalah
sifat induknya sama dengan hasil turunannya. Sedangkan alasan lain dari
perbanyakan secara vegetatif adalah :
-
Tanaman tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji.
-
Biji yang dihasilkan oleh tanaman sukar berkecambah.
-
Tanaman yang diperbanyak secara vegetatif akan lebih cepat
berbuah dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji .
-
Tanaman akan lebih kuat bila disambungkan pada batang jenis
lain.
-
Tanaman lebih ekonomis bila diperbanyak dengan vegetatif.
-
Tanaman lebih tahan suhu dingin bila disambungkan pada
batang jenis tanaman lain.
Perbanyakan vegetatif tidak hanya
menyetek, mencangkok dan menyambung saja tetapi masih ada cara-cara lainnya.
Secara garis besar perbanyakan vegetatif dibagi :
·
Perbanyakan vegetatif dengan menggunakan bagian-bagian
khusus tanaman ( tidak terjadi perbaikan sifat tanaman )
·
Perbanyakan vegetatif secara buatan ( tidak perbaikan sifat
tanaman ,contoh dengan stek,dan mencangkok )
·
Perbanyakan vegetatif secara buatan ( dapat memperbaiki
sifat tanaman contoh dengan menyambung ).
F.
PEMELIHARAAN TANAMAN PISANG
Tanaman pisang sekali kita tanam
jauh lebih repot membasmi daripada menanamnya. Begitulah tanaman bandel ini,
dibiarkan pun tetap akan menghasilkan buah, mungkin itulah yang menyebabkan
kebanyakan petani agak enggan merawat tanaman pisangnya. Padahal dengan
sejumlah masukan teknologi yang telah dipublikasikan pisang ambon atau buai
yang dipelihara dengan baik mampu menghasilkan buah minimal 30 kg/tandan,
kira-kira satu setengah sampai dua kali lipat dari tanaman yang tidak dirawat.
Kalau harga tiap kilo misal Rp. 1000,- maka dapat menghasilkan Rp. 30.000,-
pertandan. Beberapa kegiatan perawatan/pemeliharaan yang perlu mendapat
perhatian adalah :
1.
Pemangkasan, pemangkasan daun kering bertujuan untuk
pencegahan penularan penyakit, mencegah daun-daun yang tua menutupi anakan dan
melindungi buah dari goresan daun. Saat pembungaan setidaknya ada 6-8 daun
sehat, agar perkembangan buah menjadi maksimal. Setelah pemangkasan bunga
jantan dilakukan sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan daun lagi, daun bekas
pangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan kemudian dibakar. Alat pemangkasan
sebaiknya disterilkan dengan desinfektan misalnya menggunakan bayclean atau
alkohol.
2.
Penyiangan dan Penggemburan Tanah, tanah disekitar pohon
pisang harus dibersihkan dari rumput pengganggu/gulma, sekaligus digemburkan
dengan cangkul bkecil (koret). Penggemburan tanah tidak boleh terlalu dalam
karena perakaran pisang itu dangkal dan pekerjaan dilakukan sesuai dengan
kondisi kebun. Bila gulma tidak banyak maka yang perlu dilakukan adalah
penggemburan tanah agar perakaran dan bonggol pisang bisa berkembang dengan
baik. Pengendalian gulma secara mekanis terutama dilakukan pada saat tanaman
berumur 1 sampai 5 bulan, terutama 3 bulan pertama pengendalian gulma harus
dilakukan secara intensif. Setelah tanaman berumur 5 bulan pengendalian mulai
dikurangi karena kanopi tanaman telah saling menutupi sehingga dapat menekan
pertumbuhan gulma. Penyiangan dilakukan selang waktu 2-3 bulan.
Saat ini pengendalian gulma dapat dilakukan dengan herbisida karena tanaman sudah cukup tinggi sehingga daun tanaman tidak terkena herbisida seperti DMA G, Paracol dan Herbisol sesuai dosis anjuran di kemasan. Penggunaan herbisida umumnya tergantung pada musim, musim kering menggunakan herbisida sistemik dan musim hujan menggunakan herbisida kontak. Kebersihan kebun di bawah tanaman pisang penting sekali, karena gulma dan sisa-sisa batang pisang yang ada dapat merupakan sarang hama penggerek batang. Hati-hati dengan penggunaan tanaman penutup tanah seperti Centrosema, Indigofera dan lain-lain yang dapat bersifat racun terhadap tanaman pisang.
Saat ini pengendalian gulma dapat dilakukan dengan herbisida karena tanaman sudah cukup tinggi sehingga daun tanaman tidak terkena herbisida seperti DMA G, Paracol dan Herbisol sesuai dosis anjuran di kemasan. Penggunaan herbisida umumnya tergantung pada musim, musim kering menggunakan herbisida sistemik dan musim hujan menggunakan herbisida kontak. Kebersihan kebun di bawah tanaman pisang penting sekali, karena gulma dan sisa-sisa batang pisang yang ada dapat merupakan sarang hama penggerek batang. Hati-hati dengan penggunaan tanaman penutup tanah seperti Centrosema, Indigofera dan lain-lain yang dapat bersifat racun terhadap tanaman pisang.
3.
Pembumbunan, perlu dilaksanakan bila umb i pisang muncul ke
permukaan tanah, demikian juga pada waktu tanaman pisang menghasilkan rumpun
(beranak). Hal ini dimaksudkan agar perakaran bisa berkembang lebih baik
sekaligus memperkuat pertumbuhan tanaman pisang.
4.
Pengairan, perakaran tanaman pisang dangkal, dekat dengan
permukaan tanah namun tanaman ini tahan terhadap kekeringan atau kekurangan air
karena perakarannya banyak mengandung air. Apabila tandan buah keluar pada
musim kemarau, maka tandannya pendek pendek dan kecil-kecil. Kenyataan ini maka
para ahli melakukan pengairan tanaman pisang pada musim kemarau, ternyata
tandan buahnya jadi panjang dan buahnya juga besar-besar. Oleh karena itu
pemberian air pada musim kemarau perlu sekali dilakukan terutama bila tanaman
akan berbunga ataub berbuah. Musim kemarau kebun pisang perlu diairi minimal
sebulan sekali agar kelembaban tanahnya terjaga.
5.
Penjarangan Anakan, bertujuan untuk mengurangi jumlah
anakan, menjaga jarak tanam dan menjaga agar produksi tidak menurun.
Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan),
1 anakan (umur 7 bulan) dan 1 anakan muda (umur 3 bulan) yang dilakukan rutin
setiap 6 - 8 minggu. Anakan yang dipilih atau disisakan adalah anakan yang
terletak pada tempat terbuka dan yang terletak diseberangnya, jadi setiap
rumpun supaya dijaga tinggal 3 anakan, yang lain dibuang hati-hatibsupaya
hasilnya tinggi. Setelah bunga terakhir pada jantung mekar yang ditandai dengan
pertumbuhan uler pisang lambat sekali segera sisa jantung dipotong. Pemotongan
jantung pisang dapat meningkatkan produksi buah antara 2 - 5%.
6.
Perawatan Tandan, membersihkan daun sekitar tandan terutama
daun yang sudah kering dan membuang buah pisang yang tidak sempurna pada 1-2
sisir terakhir, diikuti dengan pemotongan bunga jantan agar buah pada tandan
diatasnya dapat tumbuh dengan baik. Buah dibungkus/dikerodong dengan kantong
plastik warna biru ukuran 1m x 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah
darin kerusakan oleh serangga atau karena gesekan daun. Setelah dibungkus
tandan yang mempunyai masa pembuahan sama dapat diberi tanda (misal dengan tali
rafia yang sama0. Hal ini untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur
dan ukuran buah seragam. Sebelum buah dipanen agar tanaman tidak roboh dapat
ditopang dengan bambu atau dengan mengikat pangkal tandan dengan kabel atau
tali yang dibentang diantara barisan tanaman pisang.
7.
Sanitasi Kebun, bertujuan untuk menjaga lingkungan kebun
tetap sehat, sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung dengan baik.
Sanitasi dilakukan 45 hari sekali meliputi kegiatan pembersihan daun kering,
penjarangan anakan dan pembuangan sisa tanaman bekas panen.
Hama
1.
Ulat daun (Erienota thrax.)
§
Bagian yg diserang adalah daun
§
Gejala: daun menggulung seperti selubung & sobek hingga
tulang daun.
§
Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yg cocok belum
ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.
2. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
§ Bagian yg diserang adalah kelopak
daun, batang.
§ Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah
dlm kelopak daun, batang pisang penuh lorong.
§ Pengendalian: sanitasi rumpun
pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yg telah
disucihamakan.
3. Nematoda (Rotulenchus similis,
Radopholus similis).
§ Bagian yg diserang adalah akar.
§ Gejala: tanaman kelihatan merana,
terbentuk rongga atau bintik kecil di dlm akar, akar bengkak.
§ Pengendalian: gunakan bibit yg telah
disucihamakan, tingkatkan humus tanah & gunakan lahan dengan kadar lempung
kecil.
4. Ulat bunga & buah (Nacoleila
octasema.)
§ Bagian yg diserang adalah bunga
& buah.
§ Gejala: pertumbuhan buah abnormal,
kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.
§ Pengendalian: dengan menggunakan
insektisida.
Penyakit
1. Penyakit darah
§ Penyebab: Xanthomonas celebensis
(bakteri). Bagian yg diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam.
§ Gejala: jaringan menjadi
kemerah-merahan seperti berdarah.
§ Pengendalian: dengan membongkar
& membakar tanaman yg sakit.
2. Panama
§ Penyebab: jamur Fusarium oxysporum.
Bagian yg diserang adalah daun.
§ Gejala: daun layu & putus,
mula-mula daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur,
keluarnya pembuluh getah berwarna hitam.
§ Pengendalian: membongkar &
membakar tanaman yg sakit.
3. Bintik daun
§ Penyebab: jamur Cercospora musae.
Bagian yg diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yg makin
meluas.
§ Pengendalian: dengan menggunakan
fungisida yg mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
4. Layu
§ Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian
yg diserang adalah akar.
§ Gejala: tanaman layu & mati.
§ Pengendalian: membongkar &
membakar tanaman yg sakit.
5. Daun pucuk
§ Penyebab: virus dengan perantara
kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yg diserang adalah daun pucuk.
§ Gejala: daun pucuk tumbuh tegak
lurus secara berkelompok.
§ Pengendalian: cara membongkar &
membakar tanaman yg sakit.
Gulma
Tidak lama setelah tanam &
setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yg harus segera
diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1. Penggunaan herbisida seperti
Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup & dalapon.
2. Menanam tanaman penutup tanah yg dapat
menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama-penyakit, tidak
memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3. Menutup tanah dengan plastik
polietilen.
PANEN
§ Ciri & Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen
ditentukan oleh umur buah & bentuk buah. Ciri khas panen adalah
mengeringnya daun bendera. Buah yg cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari
dengan siku-siku buah yg masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen
harus didasarkan pada jumlah waktu yg diperlukan untuk pengangkutan buah ke
daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan
konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima
konsumen.
§ Cara Panen
Dalam budidaya buah pisang dipanen bersama-sama dengan
tandannya. Panjang tandan yg diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling
atas. Gunakan pisau yg tajam & bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang
disimpan dlm posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah
tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yg dapat
diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu batang pisang
dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga
kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan
tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
§ Periode Panen
Pada perkebunan pisang yg cukup luas, panen dapat dilakukan
3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
§ Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra
pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala
rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) & perkebunan besar (> 30
ha), produksi yg ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.
Secara konvensional tandan pisang
ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan & diangkut ke
tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk
pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian
dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan
wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dlm beberapa
lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk
menghindari pembusukan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pisang adalah tanaman buah berupa
herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman
ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di
Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan
Gedhang.
Pisang adalah buah yang sangat
bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang
dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang
dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan
asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan
trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian,
kertas dsb. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat
dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau
dimana rumput tidak/kurang tersedia.
B.
SARAN
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna
perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arintadisatra, S. 1997. Kebijakan dan Kendala Pengembangan Produksi
buah-buahan Makalah disajikan pada lokakarya Pengembangan Agribisnis
Buah-buahan di Indonesia, tanggal 5 Pebruari 1997.
Dalam Majalah Trubus No. 329. Tahun XXVIII-April 1997.
Yayasan sosial Tani Membangun, Jakarta.
No comments:
Post a Comment